Sunday, August 15, 2010

awal-awal Ramadhan masjid pnuh dengan jama'ah..smg makin hari jama'ah makin maju jumlahnya nggak hanya malah maju shaff nya...

Koleksi jilbab zukhruf


motif bunga2..ada tali didpan ada payt yg dibuat sprti bros di tngah tali..

harga : 40.000

koleksi jilbab ini hanya terdiri 1 item aja tiap modelnya, tdk dibuat banyak

Bagi yg minat bisa pesen via sms di :085 729 253 294 ( sms only )

Monday, August 2, 2010

Hadist tentang bermaaf2an sebelum Ramadhan...

Keliling mencari  sumber hadist tentang tradisi bermaaf2an sebelum Ramadhan..nemu tulisan kayak gini...Tulisan dah sedikit saya potong dan ubah dkikit......

Mereka yang melestarikan tradisi ini beralasan dengan hadits yang terjemahannya sebagai berikut:

Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
  3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. 

Namun anehnya, hampir semua orang yang menuliskan hadits ini tidak ada yang menyebutkan periwayat hadits. Setelah dicari, hadits ini pun tidak ada di kitab-kitab hadits. Setelah berusaha mencari-cari lagi, saya menemukan ada orang yang menuliskan hadits ini kemudian menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Ahmad (2/246, 254). Ternyata pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) juga pada kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254) ditemukan hadits berikut:

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي : إسناده جيد

Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.

Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).

Dari sini jelaslah bahwa kedua hadits tersebut di atas adalah dua hadits yang berbeda. Entah siapa orang iseng yang membuat hadits pertama. Atau mungkin bisa jadi pembuat hadits tersebut mendengar hadits kedua, lalu menyebarkannya kepada orang banyak dengan ingatannya yang rusak, sehingga berubahlah makna hadits. Atau bisa jadi juga, pembuat hadits ini berinovasi membuat tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan, lalu sengaja menyelewengkan hadits kedua ini untuk mengesahkan tradisi tersebut. Yang jelas, hadits yang tidak ada asal-usulnya, kita pun tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu, sebenarnya itu bukan hadits dan tidak perlu kita hiraukan, apalagi diamalkan.

Meminta maaf itu disyariatkan dalam Islam. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه

Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)

Dari hadits ini jelas bahwa Islam mengajarkan untuk meminta maaf, jika berbuat kesalahan kepada orang lain.Bagi yang melakukan kesalahan tapi tidak sengaja,lupa  atau dipaksa maka ada Allah telah memaafkannya, berebeda dgn org yang dah jelas slah dan mengetahui dan menyadarinya 

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه

Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)

Sehingga, perbuatan meminta maaf kepada semua orang tanpa sebab bisa terjerumus pada ghuluw (berlebihan) dalam beragama.

Dan kata اليوم (hari ini) menunjukkan bahwa meminta maaf itu dapat dilakukan kapan saja dan yang paling baik adalah meminta maaf dengan segera, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Sehingga mengkhususkan suatu waktu untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun tidak dibenarkan dalam Islam dan bukan ajaran Islam.

Namun bagi seseorang yang memang memiliki kesalahan kepada saudaranya dan belum menemukan momen yang tepat untuk meminta maaf, dan menganggap momen datangnya Ramadhan adalah momen yang tepat, tidak ada larangan memanfaatkan momen ini untuk meminta maaf kepada orang yang pernah dizhaliminya tersebut. Asalkan tidak dijadikan kebiasaan sehingga menjadi ritual rutin yang dilakukan setiap tahun.

Wallahu’alam.

sumber ://http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/16/bermaafan-sebelum-ramadhan/
   

Bayi tertukar selama 20 tahun??hemm.ck..ck..

VIVAnews - Dua tahun lalu, Dimas Aliprandi dan Elton Plaster masih belum saling mengenal. Namun, kedua pria di Brazil itu akhirnya sadar bahwa mereka, secara tidak sengaja, tertukar orang tua lebih dari 20 tahun lalu. Dengan kata lain, berkat keteledoran pihak rumah sakit, orang tua Dimas dan Elton saat itu salah mengambil bayi. 

Penemuan fakta yang mengejutkan itu tidak membuat Dimas dan Elton menjadi bermusuhan. Sebaliknya, kedua pria itu menjalin hubungan yang sangat erat dengan melibatkan keluarga masing-masing.

Sama-sama berusia 25 tahun, Dimas dan Elton kini tinggal dan bekerja di daerah yang sama. Mereka pun sama-sama membantu orang tua masing-masing mengelola perkebunan sayur dan kopi di Brazil bagian tenggara.

Perasaan aneh pertama kali menimpa Dimas. Dia merasa janggal dengan keempat saudara perempuannya. 

"Ada sesuatu yang berbeda," kata Dimas saat dihubungi kantor berita Associated Press lewat telepon. "Saya berambut pirang dan bermata biru, sementara saudara-saudara kandung saya berambut dan bermata hitam," lanjut Dimas.

Dia pun merasa punya ciri-ciri khas seperti imigran asal Jerman, sementara semua saudara kandung dan orang tuanya berdarah Italia. "Maka, ada yang tidak beres," kata Dimas.

Saat berusia 14 tahun, Dimas merasa kian curiga akan asal-usul dirinya ketika mentonton suatu siaran berita di televisi bahwa ada kasus bayi-bayi tertukar di rumah sakit. Gara-gara keteledoran pihak rumah sakit, orang tua salah memulangkan bayi yang mereka kira adalah anak kandung.

"Saya waktu itu bilang ke ayah mengenai kecurigaan itu dan saya ingin melakukan uji DNA. Namun biayanya saat itu sangat mahal," kata Dimas.

Uji DNA baru dilakukan Dimas sepuluh tahun kemudian. Dalam suatu tes Desember 2008, kecurigaan Dimas akhirnya jadi kenyataan. Orang tua yang membesarkan dia selama ini ternyata bukanlah ayah dan ibu kandung.

Orang tua Dimas, Antonio dan Zilda Aliprandi, pun terkejut melihat hasil tes itu. Awalnya, mereka berusaha tidak percaya. Namun, pada akhirnya, mereka sepakat untuk membantu Dimas mencari orang tua dia yang sebenarnya.

Penelusuran dimulai di Rumah Sakit (RS) Madre Regina Protmann, tempat Dimas lahir. "Saya menunjukkan pihak rumah sakit hasil tes DNA dan mengatakan bahwa mereka saat itu memberi bayi yang salah kepada orang tua yang selama ini membesarkan saya," kata Dimas.

Pihak RS pun merasa skeptis dan meminta Dimas kembali menjalani tes DNA. Tiga bulan kemudian, tes kedua kembali dijalani Dimas dan hasilnya pun sama dengan yang pertama.

Tak bisa lagi mengelak, pihak RS kemudian menelusuri arsip kelahiran. Menurut penemuan mereka, ada seorang bayi laki-kali yang lahir pada tanggal yang sama dengan kelahiran Dimas.

Bayi itu bernama Elton Plaster dan kini berusia sama dengan Dimas. Maka berangkatlah mereka ke tempat tinggal Elton bersama kedua orang tuanya yang terletak di desa Santa Maria de Jetiba. Desa itu berjarak 45 km dari rumah Dimas di Joao Neiva.

Atas permintaan Dimas dan kedua orang tua asuhnya, keluarga Plaster pun sepakat melakukan tes DNA kepada Elton. Hasilnya sungguh menakjubkan.

"Mereka [keluarga Plaster] menyadari bahwa Elton adalah putra biologis dari pria dan perempuan, yang selama 24 tahun saya panggil Ibu dan Ayah," kata Dimas. "Sementara itu, Elton juga baru tahu bahwa pasangan yang selama ini dia anggap sebagai orang tua kandung ternyata merupakan ayah dan ibu saya," lanjut Dimas.

 

Namun penemuan yang mengejutkan itu tidak menimbulkan prahara. Bahkan, Dimas dan Elton beserta masing-masing orang tua mereka kini menjalin hubungan yang akrab.

 

"Malahan, ini membuat dua keluarga jadi bersatu," kata Dimas. "Elton dan saya ingin tetap tinggal dengan orang tua yang masing-masing telah membesarkan kami. Namun, kami berdua juga ingin tinggal berdekatan dengan orang tua biologis masing-masing. Kami ingin memperbesar keluarga," lanjut Dimas.

Maka, sekitar setahun yang lalu, Dimas dan kedua orang tua yang mengasuhnya menerima tawaran dari keluarga Plaster untuk pindah ke lingkungan mereka. Suatu lahan disediakan keluarga Plaster bagi keluarga Aliprandi untuk membangun rumah.

           

"Ini yang seharusnya terjadi," kata Adelson Plaster, orang tua asuh Elton, kepada stasiun televisi Globo TV. "Kami semua kini tinggal bersama dan saya merasa memiliki dua putra yang tinggal dan bekerja bersama," lanjut Adelson.

Dimas dan Elton pun sama-sama merasa mendapat berkah dari situasi yang mengejutkan itu. "Tidak semua orang bisa berkata punya dua ayah dan dua ibu yang tinggal bersama-sama," kata Dimas. (Associated Press)

"meminta maaf tidak hrs menungu mendekati Ramadhan,,tp ya kl merasa punya salah segera ajah..."

 

Catatan sejarah Jiwa Template by Ipietoon Cute Blog Design