biasanya Ku akan mendapatkan banyak cerita berhikmah dari beliau, dan hari itu beliau bercerita tentang keprihatinan beliau dengan anak-anak dan ibu-ibu disekitar makam yang berprofesi sebagai pengemis.Bagaimana tidak?/ibu-ibu dan bapak-bapak yang masih seger dan kuat bekerja dengan enaknya menengadahkan tangan ke orang-orang yang ada atau berkunjung ke makam tersebut.
Sebuah pendapatan fantastis pengakuan seorang bapak yang pensiun dari kerja jadi tukang becak, karena profesinya sekarang yang sebagai" petugas kebersihan" plus istri yang memungut bunga kamboja serta kolaborasi anaknya jadi pengemis adalah 7 juta. Padahal dia bekerja pura-pura ketika ada orang yang berkunjung ke makam untuk ziarah datang ajah. Dan Sekarang beliau bisa beli 2 sepeda motor dan sepeda angin yang cukup bermerk dari profesi beliau yang baru itu.
Anaknya juga punya duit dari mengemis untuk berjam-jam main play station.Wuiihh....
Suatu hari sang ibu pernah bertanya kepada seorang pengemis yang sedang rehat didekat rukonya,berapa penghasilanya sehari. Dan jawabnya bikin kaget,"sepi bu hari ini cuma dapet 200 biasanya kalau rame bisa dapat 300-350".
Pendapatan yang tak bisa dibilang sedikit. Dan mungkin itu yang menyebabkan jumlah pengemis makin meraja lela dengan berbagai trik mereka dari yang merekayasa fisik sedemikian memelas sampai menyewa anak. Dulu sang ibu pernah memergoki ada pengemis yang merekanyasa anaknya yang masih balita sehingga seolah-olah lumpuh. Hingga akhirnya ia dan anaknya tersebut mampir e masjid dan anak itu bisa berlari-lari(mungkin capek seharian kakinya ditekuk sama enyaknya).
Ah, kenapa sedemikian silau harta dunia serta kemalasan merajalela disekeliling kita. Bukankah kerja keras itu lebih terasa nikmat dan pahalanya. Allahpun tidak menyukai orang-orang yang kerjanya mengemis. Sebuah riwayat mengatakan Dari Ibnu Mas'ud, Rasulullah Shalallahu "alaihi wassalam bersabda"Barangsiapa meminta-minta kepada manusia sementara ia memiliki kemapuan maka ia datang pada hari kiamat dengan bekas cakaran atau garukan di wajahnya"(shahih Abu dawud 1626 ).
Dan ternyata menyeleksi siapakah yang berhak kita beri merupakan salah satu jalan agar mereka tidak semakin manja dan mau berusaha. Dan ternyata sekarang sulit membedakan mana yang memang tidak bisa bkerja sehingga harus mengemis dan mana yang menjadikan mengemis sebagai jalan pintas untuk pekerjaannya .
wallahu "alam
sebenarnya, salah satu kontributor makmurnya pengemis adalah perilaku kita sendiri yang mau 'bersedekah'. Tak habis2nya himbauan spy tidak memberikan uang kpd pengemis, tapi banyak pula yg menentangnya. Selama ada gula, selama itu pula semut akan terus muncul dan berkembang biak (sekeluarga jadi pengemis semua!)
ReplyDeletetapi terkadang emang ada pengemis yang benar2 perlu kita bantu kan bu??
ReplyDeleteFenomena sosial yang sulit untuk di atasi, dan ada di mana-mana bahkan di negara maju sekalipun.
ReplyDeletelbh parah ditempatq, para pengemis datang entah drmana coz mrk datangnya rombongan naik mobil trus berpencar, sorenya mrk dijemput mobil itu lg :(
ReplyDeletewow jog bagus
ReplyDeletebagaimanapun ada efek negatif secara psikologis dengan "meminta"
ReplyDeleteini tulisan saya berkaitan dengan budaya "meminta" dan "peminta-minta" http://drprita.multiply.com/journal/item/11/ACARA_TV_ILHAMI_ANAK_MENGEMIS_
ReplyDeletedan http://drprita.multiply.com/journal/item/25/Simbok_Pecel_vs_Pengemis