Akhir-akhir ini saya sering bergaul dengan ibu-ibu.
Jam 8 pagi setelah aktivitas rutinku disebuah lembaga pendidikan
saya sempatkan untyuk mampir ke tempat ummi angkat saya
sembari membantu sekolah yang dikelola atau nghobrol dengan orang-orang yang nunggu
murid-murid yang disana plus promosi barang,hehe
Ternyata banyak ilmu yang saya dapat, dari kisah-kisah yang menarik tentang kehidupan
dan pengalaman hidup.
Tapi yang menarik adalah khodimat ummi yang sejak awal perkenalan kami
menyisakan kekaguman tersendiri bagiku atas segala ketegaran dan kisah hidupannya
Bagaimana tidak? ia hidup sendiri pasca ditinggal suaminya dengan menghidupi 2 orang anaknya
Mungkin sesuatu yang biasa kita dengar, tapi melihat semangat dan kesabarannya
membuat saya terkesima
dulu ketika suaminya masih ada ia termasuk wanita yang berpunya, punya rumah sendiri, toko kelontong yang lumayan maju, kendaraan ada 2. Tapi pasca kematian suaminya yang meninggal karena kecelakaan. semua hartanya habis untuk hidup. Kembali meniti hiduup dengan berjuang membesarkan anaknya.Pagi ia berjualan sayur kemudian ia pergi menjadi khodimat di tempat ummi. Melihat tampangnya, bukan nampak tampak orang yang tak berpunya, berkulit putih bersih dan nampak modis..Tapi satu pernyataannya" aku itu nggak akan malu-malu untuk kerja apapun demi membesarkan anak" jadi ingat Ummi dirumah.
Mendengar kisahnya bagaimana ia nggak punya uang untuk memberi uang saku anaknya, membiayai sekolah dan mendengar keqonaahan anaknya..Huh membuat rasa iri dihati..
Memang dalam keseharian saya dikelilingi wanita-wanita perkasa.Ummi, nenek dan para ibu-ibu disekeliling mereka.Rasanya malu melihat diri ini terkadang merasa menjadi orang yang paling menderita dan paling mudah menyerah..
Ya mungkin segala kuliah kehidupan yang saya serap dari sekeliling saya bisa menjadikan saya lebih dewasa dan mandiri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Wanita memang lebih perasa dan mudah emosi, tetapi lebih tegar dan konsisten dibanding pria.
ReplyDeleteKatanya begitu.
Alhamdulillaah istriku juga begitu.
sepakat pak..
ReplyDeleteJazakakallahu khairan akh...
ReplyDeleteIlmu yang begitu berharga...
Allahu khairal jaza'
sama-sama, saya juga byk menimba ilmu dari universitas kehidupan..dah balik dr pulang kampung ya akh?
ReplyDeleteAKH?
ReplyDeleteSelama ini kirain zukhruf UKH?
Mbak mbak kok pak amin.
ReplyDeletelebih heroik mana antara seseorang yang relatif kurang cantik dibandingkan dengan seseorang yang relatif lebih cantik, tapi sama2 bekerja sebagai khadimat?
ya akh, bnr antum.ana emang akhwat. Tapi sering pada ngira ana ikhwan.Ya drpd ngingetkan trz, ya terserah kl mau nganggap ana ikhwan,hehe.Lagipula kl dirunut diMP ana tuh ana memposisikan diri jd akhwat kok..
ReplyDeletehehe, saya kira sma aja , tapi lebih heroik lagi kl mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
ReplyDelete