Wednesday, May 19, 2010
2 mahasiswa solo ditangkap densus 88 hanya gara2 upload video latihan militer "teroris" di aceh..http://nasional.vivanews.com/news/read/152272-pengacara_dua_mahasiswa_akan_temui_densus baca juga http://nasional.vivanews.com/news/read/152187-mahasiswa_penyebar_film_teroris_terancam_do..hemm..siapa lagi yg akan ditangkapin.....??
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
parno bener
ReplyDeletemuslim takut akan agamanya sendiri,,,apa lagi yg lebih parah ada ulama yg pengecut banget di tv one pgi kemarin bilang jihad itu nggak kaya gitu...ckck2 ulama yg ironi...
ReplyDelete@pak kerot: yupz...siapa lagi nih korban penangkapan berikutnya..densus kyknya akan siap2 alasan penangkapan kl dah nemu calon bidikan berikutnya
ReplyDelete@iqharokah : isu teroris mrpkan cara kaum kufar tuk menakut-nakuti umat islam,,dan aksi mereka ternyata cukup membawa hasil..
tapi sudah dilepas kan? atau masih di tangkep?
ReplyDelete@akh jum : masih ditangkap, berita hri ini tim pengacara baru mau temui densus 88
ReplyDeleteyang kayak gini nggak ditangkap ya? jelas menentang
ReplyDeletehttp://bimosaurus.multiply.com/links/item/30/Sisi_lainku_-_Penghinaan_terhadap_lambang_negara?replies_read=43
@pak bimo : pd nggak tahu kalii apa pura2 nggak tahu....beuh,pdhl nih org juga perlu di usirr ajah...musuh dlm selimut...
ReplyDeletenumpang mampir apa kbr ukht?
ReplyDeletepemerintahannya pada takut sama amerika
ReplyDeletewajar lah, dikira seideologi...
ReplyDeletelagian apa maksudnya upload foto tersebut?
trus kenapa zukh kasi tanda kutip pada kata "teroris" ?
Mungkinkah Rekayasa??
ReplyDeleteBarangkali kita semua masih ingat ketika reporter Metro TV Nurudin Lazuardi
berada satu pesawat dengan Sjahril Djohan dalam penerbangan
Singapura-Jakarta. Nurudin satu-satunya wartawan yang “berhasil” mewawancara
Sjahril dan mengabadikan kepulangan mantan diplomat yang diduga markus itu.
Mudah ditebak: Metro diberi informasi eksklusif oleh Polri. Pada saat yang
sama TVOne sedang punya hubungan tidak enak dengan Polri akibat dugaan
markus palsu dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi. Sebelumnya, untuk
kasus-kasus terorisme, TVOne menjadi “yang terdepan dalam mengabarkan”.
Wartawan TVOne, Ecep S Yasa, selalu menempel pada Densus 88 ketika aksi-aksi
penyergapan dilakukan. Ketika Amrozi cs dieksekusi,TVOne yang pertama kali
memastikan terpidana mati teroris itu sudah ditembak mati.
Tetapi apa harga yang harus dibayar TVOne dan Metro TV setelah mereka
mendapat informasi dan fasilitas eksklusif dari Polri? Tidak ada makan siang
gratis . Di tengah kontroversi penahanan Susno dan belitan markus di tubuh
Polri, tiba-tiba “teroris” itu muncul kembali. Dan rupanya kini giliran
TVOne dan Metro TV yang harus “memberi sesuatu” kepada Polri. Dalam
penyergapan “teroris” yang penuh kejanggalan ini, kedua TV itu menjadi
corong Polri. Mereka menelan mentah-mentah apa saja yang ke luar dari mulut
Polri. Selain menampilkan gambar-gambar “kegesitan” Densus, TVOne dan
Metro juga
menyajikan berbagai dialog dengan “pengamat terorisme” yang menggambarkan
hebatnya Polri dan Densus dan menggambarkan betapa Presiden dan pejabat
tinggi sedang dalam ancaman. Kedua TV itu membiarkan Polri melakukan
pertunjukan monolog.
buktinya ini ya?
ReplyDeleteatau analisa anda saja?
analisa plus bukti sih,he2...dibaca aja
ReplyDeletehmm saya sih gak banyak berkomentar saja lah
ReplyDeletekuatir2 kalau cuman isyu saja
silahkan mbak..alhamdulillah baik...^-^
ReplyDeletembak indria gmn nihe??ane jrg OL mbak..
kl mksd upload ane blm tahu..knp ane beri tanda kutip krn kan blm terbukti teroris or bukan msih dugaan..
ReplyDeletewah dtemukan senjata n latian militer gt kok ya... ngapain jg gitu kalo g ada maksud bwt bikin makar thd penguasa sah. lagian ada intel yg mengawasi gerak gerik mrk. kalo qt dah g pcy lg sm aparat yg brwenang,percaya sm siapa lg dong?
ReplyDelete