Sunday, February 1, 2009

Aktivis tanpa RUH...

Yah mungkin secara kuantitas jumlah manusia yang mengaku
"nih lho..ana aktivis dakwah..." tapi secara kualitas mungkin kita perlu mengkaji ulang
sebuah fenomena kemerosotan kualitas aktivis sekarang..

Dari segi kepekaan terhadap permasalahan sekitar dan kepekaan terhadap saudara
Hasil pengamatan sekilas dari ana terlihat betul perbedaan antara aktivis dulu dan sekarang
Bukan bermaksud terlalu terlena dan membngga-banggakan orang-orang terdahulu
tapi mungkin ini bisa menjadi refleksi bagi diri terutama diri ana sendiri

ana cuma akan menyoroti hubungan kemerosotan ini dengan amalan ruhiyahnya aja
bukan berarti ana udah TOP..amat jauh bahkan,,,apalagi ana juga bukan seorang aktivis jempolan..
Aktivitas ruhiyah bagi aktivis dakwah..ibarat bahan bakar bagi sepeda motor..dan makanan bagi manusia...
semakin padat dan semakin berat amanah yang dipikul..maka tingkat amalan ruhiyahnya juga harus ditingkatkan..kalau nggak maka aktivitas yang ia jalani akan menjadi kativitas yang berat..atau bahkan tanpa ruh...

Sebagai contoh..tabiat puasa sunnah..Qiyamul lail...tilawah..saling mendoakan saudara
dsb...
managemen waktu dan managemen diri...

Dulu adalah hal yang jarang ditemui pas giliran hari puasa sunnah, kita dapati para aktivis terliht diwarung makan pas siang..kecuali satu dua..itupun akhwat yang lagi nggak buleh puasa...Sholat malm pun dah jadi rutinitas tanpa harus nunggu dibangunkan..sekarang alarm dah buni berkali-kali aja masih nyenyak dalam buain..alasannya..kecapekan
Tilawah..kalau ana nggak salah dulu target bagi para aktivis adalah 1 juz per hari..sekarang...1 juz perbulan
Mendoakan sudara dan empati??
sekarang menjadi barang langka....

Managemen waktu dan menagemen diri..
sekarang obrolan tentang lawan jenis adan barang terbaru jadi sebuah fenomena yang wajar
padahal dulu tuh..kayaknya nggak ada waktu untuk itu..karena lebih banyak agenda dan permasalahan yang haru dipikirkan


Pyuh..ana nggak tahu ini hanya kasuistik di tempat yang ana amati
atau sudah mengejala dan membumi

18 comments:

  1. Yang membedakan antara aktivis dengan seorang da`i adalah pada aspek ruhiyahnya....
    karena seorang aktivis adalah orang yang menyeru untuk kebaikan dengan orientasi kebaikan dunia saja...
    namun seorang da`i adalah aktivis yang menyeru dengan sebuah orientasi kebaikan dunia dan akherat.....
    jadi jangan heran jika aktivis banyak ibadah yaumiyahnya yang bolong-bolong, karena mereka memahami dirinya sebagai seorang aktivis, bukan sebagai seorang da`i....hilangilah doktrin-doktrin "antum adalah aktivis akh", tapi ciptakan doktrin-doktrin "antum adalah seorang da`i akh"

    ReplyDelete
  2. ana juga mengamati hal yang sama..gejalanya sejak tarbiyah mulai ditampilkan alias tidak sirriyah lagi. dulu jika ada ikhwah yang tidak hadir dlm tarbiyah sekali saja kita semua menanyakannya. sekarang ada ikhwah yang gak hadir berminggu, ya pada cuek aja...kenapa ya..ukhuwah juga jadi agak renggang, apa karena para ustadz dah pada berkantor di senayan????

    ReplyDelete
  3. gak ada hubungannya antara ustadz udah di senayan sama turunya aktifitas ruhiyah kader...

    muhasabahi diri aja lagi..kenapa kalo ada yang gak dateng tarbiyah berminggu minggu masih pada cuek,bukan salah tarbiyahnya tapi salah orangnya...

    kita tetep ikhtirom sama para orang2 yang merasakan tarbiyah secara sirriyah tapi jangan terlalu melankolis untuk mau kembali ke masa itu lagi...kita ada di masa ini sekarang yang sudah mendekati mihwar daulah Insya Allah. mari bareng memuhasabahi diri lagi ^__^

    setiap zaman ada masalahnya,dan akan muncul sang penyelesai masalahnya ( Alm.Ust Rahmat Abdullah )

    ReplyDelete
  4. Saya bukannya mau melankolis atau bagaimana, bagaimanapun hal ini harus ada solusinya dari semua pihak bukan cuma satu arah saja..
    dan saya berterimaksih dengan zukhruf yang berani menampilkan realita yang ada pada sebagian aktifis da'wah. Bagaimana supaya aktifitas da'wah senantiasa disertai ruh bukan cuman semangat doang. Apalagi bagi caleg da'wah ujiannya sungguh berat. Maksud saya tentang ustadz yang masuk senayan, karena kesibukannya jadi agak susah untuk memberi tarbiyah..saya bukan asal ngomong ini benar-benar terjadi. terus materi2 liqo sekarang ditambah dengan pergerakan (politik). Ya..kalau materi nya seimbang sih gak masalah tapi kalau penekanannya lebih banyak ke salah satu saja tentu jadi tidak seimbang...bagaimanapun ini harus dieavaluasi lagi..supaya tarbiyah tidak kehilangan ruhnya..

    Wallahu'alam bis shawab

    ReplyDelete
  5. ya saya sepakat kok, solusinya harus dari 2 pihak kan,jadi jangan salahin ustad terus..sekali kali berani lah salahin diri sendiri. kenapa tarbiyah jadi seperti ini sekarang?jangan jangan karena salah kita

    Alhamdulillah saya punya ustad yang sudah di senayan tapi alhamdulillah tidak bermasalah dengan mengisi tarbiyah. jadi please jangan asal bilang ini kenyataan tanpa ada bukti..bisa jadi fitnah nantinya naudzubillah

    yap,agar tarbiyah tidak kehilangan ruhnya kita sama sama memperbaiki diri tanpa menyalahkan siapapun.husnudzhon.....itu tingkatan terendah ukhuwah

    maap kalo salah ^__^

    ReplyDelete
  6. kalo masalah materi liqo di tambahin tentang masalah pergerakan salahnya dimana??? insya Allah mihwar dauli itu sedang kita ikhtiarkan kepada Allah...

    jadi gak salah kalo para kadernya di berikan amunisi

    kasihan para ustad itu mereka telah berlari secepat mungkin untuk mengejar ketertinggalan mereka di ranah siyasi. LC jadi gubernur,Doktor bidang agama jadi ketua MPR,LC jadi CAD

    gak ada yang salah kok
    afwan ^__^

    ReplyDelete
  7. sama-sama akh..itu juga ana tujukan u pribadi kok...

    ReplyDelete
  8. yah tiap diri kita adalah da'i..sebelum kita jd apa2 kita adalah da'i..dan ketika jd apa2 usahakan kita adalah da'i juga...agar kita tidak terjebak dlm aktivitas duniawi dan jauh dari illahi....

    ReplyDelete
  9. kembali hrs kita merefleksi diri,,jgn cari ini salah siapa..tapi bagaimana kita keluar dari kondisi sperti ini..jgn sampai ini berlarut-larut dan menimbulkan fenomena generasi buih makin byk...

    ReplyDelete
  10. sepakat..kl tiap kader berfikir sperti itu insyaAlloh maslah akan terpecahkan..intropeksi hrs dilakukan oleh semua pihak..

    ReplyDelete
  11. mmg g ada yg salah..asal ada keseimbangan antara keduanya..jgn sampai siyasinya maju tapi ruhiyahnya down demikian sebaliknya...'afwan

    ReplyDelete
  12. nahnuddu'at qobla kulli sya'in ^__^

    ReplyDelete
  13. yah antum lbh pantas ngomong githu...maklum ana g fasih ngomong arab....hehe...jzk

    ReplyDelete
  14. heheh gak juga kalee,kita semua wajib belajar bahasa al qur'an ^__^

    ReplyDelete
  15. iya..dr dulu pengen belajar bhs arab..tapi yah kendala waktu dan biaya,hehe...
    kl bljr otodidak yah g mungkin tho??nahwu shorofnya itu lho.....puyeng..mungkin krena kurang sabar dan tekun kalee ya??

    ReplyDelete
  16. hihihi semangat2 yuuk belajar bahasa arab

    ReplyDelete
  17. hayuk...
    semangat mah selalu ada....^_^
    walau kdg pasang surut..

    ReplyDelete

 

Catatan sejarah Jiwa Template by Ipietoon Cute Blog Design