Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
TEMPO Interaktif, New York: Jejaring sosial yang tengah naik daun, Facebook, membutuhkan sedikitnya tambahan dana US$ 100 juta lewat skema pinjaman. Pertumbuhan pengguna Facebook yang luar biasa berkonsekuensi pada teknologi berbiaya tinggi.
Facebook merupakan salah satu dari banyak perusahaan besar yang tengah berburu dana tambahan saat perbankan dan perusahaan pembiayaan lainnya meningkatkan kehati-hatian untuk meneruskan program kreditnya.
Selama beberapa pekan lalu, Facebook sedang mencoba mengamankan sebanyak US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun dalam bentuk pinjaman pembiayaan penyewaan peralatan, demikian menurut dua sumber yang mengetahui soal transaksi pengajuan pinjaman itu.
Perusahaan yang dimiliki oleh Mark Zuckerberg tersebut mencari pinjaman kredit penuh yang akan menolong biaya penyewaan perusahaan untuk mengantisipasi jumlah pertumbuhan komputer yang mengakses situs populer itu. Pinjaman serupa jaga banyak dilakukan oleh perusahaan terkemuka, termasuk layanan video YouTube milik Google, dan merupakan cara yang lazim untuk membiayai pembelian perangkat di Silicon Valley.
Facebook sudah mengajukan kredit kepada sejumlah institusi keuangan besar, termasuk Bank of America (BAC). Bank yang berbasis di Charlotte itu yang juga bank penjamin utama Facebook, menerima US$ 25 miliar atau sekira Rp 300 triliun dari pemerintah federal sebagai bagian dari usaha pemulihan krisis perekreditan.
Artinya Facebook belum dapat mengamankan pembiayaan pinjaman baru dari Bank of America atau lembaga peminjam lainnya, menurut sumber-sumber tersebut. Facebook terus melanjutkan usahanya untuk mendapatkan kredit dan bentuk-bentuk pinjaman lainnya.
Juru bicara Facebook mengatakan usaha ini merupakan kegiatan normal dalam dunia bisnis. Perusahaan penyewa peralatan menawarkan harga yang lebih rendah dan keuntungan tertentu lainnya ketimbang membeli.
"Facebook selalu berusaha mencari untuk menjaga biaya modal serendah mungkin, khususnya di saat perekonomian yang tak menentu seperti sekarang ini," kata perusahaan itu dalam pernyataan kepada BusinessWeek, Kamis (26/3) waktu setempat.
hehe...
ReplyDeletecoba kalo para pengguna fb menurun drastis.. pasti rugi tuh...
antum py g??
ReplyDeleteane nggak py...so,,g ngaruh nih kabar,hehe
dulu ada..
ReplyDeletetapi sekarang udah aku kill..
bagus,,bagus,,
ReplyDeletetp temen2 kyaknya byk tuh yg poligami kesono..
semoga cepet sadar..
ReplyDeletejangan ngomong githu ntar ada yg tersinggung or tersunnging lho...hehe
ReplyDeletebangkrutkah??semoga kukut..hahaha..
ReplyDeletegapapa..
ReplyDeletecuek bebek..
setubuh bu.. eh setuju.,.
ReplyDeletewah..doanya..
ReplyDeletentar yg py FB sedih lho..hehe
hush,,ngomong yg sopan di MP ane,,,
ReplyDeletebesok buat sendiri ah :D
ReplyDeletewew...nekadz nih anak..
ReplyDelete*kabur
ReplyDelete...*
kapan ya ada yang baru... biasanya kalo ada yg baru pasti pada ditinggalin kayak nasib friendster....
ReplyDeletehayah..lari kok cm ditempat...ane kirim bodyguard ntar...
ReplyDeleteda tuh om,,muxlim.com
ReplyDeletekmrn perkembangannya dah lumayan nyaingi FB..
dan banyak temen2 lainnya yg berusaha agar perusahaan itu terus membengkak biayanya...
ReplyDeletekalo bikinan orang Indonesia ada ga sih? apa aja ya?
ReplyDeletecoba antum yg bikin aja,,,
ReplyDeletekyaknya blm ada..tp nggak tahu juga sih..
yeah..selamat membuat pembengkakan pd FB...
ReplyDeletenaek bajaj aah.,.
ReplyDeleteya elah..tuh bukan bajaj..
ReplyDeletemklum karanganyar g ada bajaj ya??
napa??nggak takut bro,hehe
ReplyDeleteaku ijin copas ya btw sumbernya dari mana ya?
ReplyDeletesilahkan..sumber dr tempo interaktif..edisi kamis kemaren kyaknya..
ReplyDelete